Mengenal Sasi Nggama, Tradisi yang Menjaga Lingkungan Kaimana
Mengenal Sasi Nggama, Tradisi yang Menjaga Lingkungan Kaimana Reporter:
Antara
Editor:Tulus Wijanarko
Selasa, 14 November 2017 10:48 WIB
Seorang anak salto di udara sebelum masuk ke dalam air, anak-anak ini memanfaatkan sebuah dermaga untuk melompat ke dalam air. Raja Ampat, Papua Barat, 23 April 2015. TEMPO/Hariandi Hafid
TEMPO.CO, Manokwari - Masyarakat adat di wilayah Kabu paten Kaimana, Papua Barat, memiliki tradisi yang unik dalam menjaga kelestarian lingkungan dan ekologi alam baik di darat maupun laut, yang disebut sasi nggama. Itulah yang juga diterapkan untuk menjaga lingkungan di perairan Kaimana.
Manajer Urusan Kawasan Konservasi dan Kebijakan di Provinsi Papua Barat Cinsercation International (CI) Indonesia Alberth Nebore mengatakan kearifan lokal tersebut dimiliki masyarakat sejumlah suku di Kaimana. âTradisi ini merupakan bentuk dari konservasi tradisional yang telah dipertahankan secara turun temurun sebagai bentuk kearifan lokal,â kata dia dalam rilis, Senin, 13/11.
Baca juga:
Pesona Tersembunyi di Pegunungan Arfak Papua Barat
Teluk Triton Dinilai Lebih Indah dari Raja Ampat
Dia menegaskan bahwa kawasan Konservasi Perairan Kaimana adalah aset masyarakat Kaimana dan pemerintah Daerah. âTradisi sasi nggama ini bertujuan untuk memastikan pengelolaan perikanan secara berkelanjuta n agar dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat.â
Tradisi tersebut dilakukan juga sebagai upaya memajukan sektor pariwisata kawasan perairan.
Sasi Nggama merupakan identitas kultural. Tradisi ini sudah melekat dan menjadi sistem pengelolaan sumber daya alam tradisional yang sudah ada sejak lama.
"Dahulu, Sasi Nggama digunakan para leluhur masyarakat untuk mengatur pemanfatan sumber daya alam. Kearifan lokal inilah yang melindungi alam dan SDA di daerah tersebut," kata Nebore.
Kepala Kampung Siawatan Kaimana, Jen Wamoy menyebutkan, Kampung Siawatan sudah dijadikan kampung sejak tahun 1962. Sejak dahulu tradisi ini sudah dilakukan oleh orang-orang tua jauh sebelumnya.
"Sasi Nggama merupakan salah satu budaya Suku Koiwai yang ada di kampung Siawatan," kata dia.
Beberapa waktu lalu, pemerintah daerah bersama masyarakat menggelar prosesi buka Sasi Nggama di kampung Siawatan Distrik E tna. Kegiatan tersebut digelar di pulau Nawarum Kampung Siawatan.
Asisten II Sekda Kabupaten Kaimana. Martinus Furima mengatakan, Sasi Nggama bukan hal baru bagi masyarakat. Selain, sasi pantai dan laut masyarakat di wilayah pegunungan pun memiliki tradisi serupa yang disebut sasi kebun. Menurutnya tradisi ini perlu dilestarikan dan menjadi perhatian pemerintah terutama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.
ANTARA
Berita lain:
Paramitha Rusady Selalu Ingin Membawa Spirit Manado
Tip Travelling ke Luar Negeri ala Panji Pragiwaksono
Indonesia Tujuan Wisata Selam Terbaik di Dunia
Terkait
Belasan Penduduk Papua Barat Derita Tumor Misterius
24 Desember 2016
Dua Pengalaman Evakuasi Kecelakaan Pesawat di Perairan
1 Januari 2015
Homestay Desa Borobudur, Pilihan Menginap yang Mengasyikkan
4 jam lalu
Keren, Peninggalan Perang Pasifik di Morotai akan Direkonstruksi
8 jam lalu
Apa Isi Ecodome, Wahana Baru di Kebun Raya Bogor Itu?
1 hari lalu
Wow, Macan Tutul Kalimantan Tertangkap Kamera di Suaka Malaysia
2 hari lalu
Aksi Model-model Cantik di Banyuwangi Ethno Carnival 2017
1 hari lalu
Menikmati Sensasi Mendaki Gunung Berapi Paling Aktif di Indonesia
3 hari lalu
Pemandangan Lautan Awan di Puncak Gunung Saentis yang Menakjubkan
4 hari lalu
Uniknya Dome House Anti Gempa di Jepang
8 hari lalu
Hilangkan Penat dengan Menikmati Indahnya Hutan Pinus Mangunan
3 hari lalu
Merasakan Salat Jumat di Masjid Tertua Beijing, Niujie
15 hari lalu
Wayang Orang yang Kini Makin Tergerus Zaman
22 hari lalu
Kabupaten Kulonprogo Pecahkan Rekor MURI Bermain Gamelan
25 hari laluHomestay Desa Borobudur, Pilihan Menginap yang Mengasyikkan
Keren, Peninggalan Perang Pasifik di Morotai akan Direkonstruksi
Mengenal Sasi Nggama, Tradisi yang Menjaga Lingkungan Kaimana
Pasir Putih Pulau Too, Pesona di Timur Halmahera
Tr adisi Mandi Safar di Kotawaringin Timur Kian Diminati

Setya Novanto Melawan Lewat Mahkamah Konstitusi

Soal NJOP, Gubernur Djarot Bela Pengembang Pulau Reklamasi

Polisi Temukan Identitas Terduga Pembakar Polres Dharmasraya

KPK Sudah Antisipasi Perlawanan Setya Novanto

Kubah ala Turki Melengkapi Keunikan Kampung Al Munawar Palembang
2 jam lalu
Pasir Putih Pulau Too, Pesona di Timur Halmahera
4 jam lalu
Mengenal Sasi Nggama, Tradisi yang Menjaga Lingkungan Kaimana
5 jam lalu
Homestay Desa Borobudur, Pilihan Menginap yang Mengasyikkan
7 jam lalu
Keren, Peninggalan Perang Pasifik di Morotai akan Direkonstruksi
9 jam lalu
Tradisi Mandi Safar di Kotawaringin Timur Kian Diminati
23 jam lalu
Musisi Jazz Meriahkan Pembukaan Ecodome
1 hari lalu
Tiga Malam Menuju Rinca
1 hari lalu
Waktunya Bertemu Paus Orca dan Lumba-lumba Raja Ampat
1 hari lalu
Ecodome, dari Philadelphia Flower Show ke Kebun Raya Bogor
1 hari laluTelstar 18 dan Berbagai Bola Piala Dunia sejak Tahun 1930

FIFA resmi merilis bola untuk Piala Dunia Rusia 2018, Telstar 18. Bola itu hadir dengan konsep klasik, hanya dibalut dengan dua warna hitam dan putih.
Sumber: Google News | Berita 24 Pabar